Jakarta – titahnews.com | Menjelang tahun politik 2024 Indonesia Point laksanakan Diskusi Politik Seri 1 dengan mengambil tema “Puan Maharani Calon Presiden Kenapa Tidak ?” Bertempat di Gedung Joang 45 Jalan Menteng Raya No 31,Kebon Sirih, Jakarta Barat. Diskusi politik ini juga dilakukan secara Zoom Meeting, dengan pembicara Emrus Sihombing analis komunikasi politik UPH dan Lucius Karkus peneliti senior Formappi dengan moderator Jeannyffer Willyam Jurnalis Metro Tv. Selasa(16/11/2021).

Dalam diskusi tersebut Emrus Sihombing memberikan pemaparan tentang kenapa Puan Maharani cocok menjadi presiden hasil pemilu pada tahun 2024 nanti.

“Puan adalah sosok pemimpin yang berkualitas tanpa pencitraan dengan kinerja nya menimbulkan citra”, ujarnya.

Emerus Sihombing juga menyinggung tentang Lembaga Elektabilitas yang hanya menonjolkan survey yang sering surveyor yang sering memainkan psikologis masa.

“Dia adalah anak biologis dari keturunan Soekarno dan anak ideologis dari Partai PDIP. Saat ini memang yang dimajukan oleh lembaga Elektabilitas hanya menonjolkan survey. Orang yang berkualitas harus dibangun jangan berdasarkan survey. Seringkali Surveyor memainkan psikologis masa melalui survey dan questioners,” terangnya.

Perlombaan Antar Satker Koarmada I Meriahkan Rangkaian Hari Armada RI 2021

Briefing Awal Dalam Rangka Latihan Penyiapan LKO (Latihan Kesiapsiagaan Operasional ) PAM VVIP 2021

Emrus mengingatkan Masyarakat jangan terjebak dari akuntabilitas publik yang di lakukan oleh lembaga survey.

“Masyarakat jangan terjebak dari manipulasi akuntabilitas publik. Orang banyak hanya melihat pencitraan luar saja. Bagi Saya, Puan Maharani memang orang yang bekerja, sangat tenang dan mempunyai kejiwaan keibuan,” jelasnya.

Analisis komunitas politik UPH Emrus juga menyampaikan pendapat nya bahwa ini adalah kesempatan Puan untuk menjadi pemimpin di negara ini di tahun 2024.

“Ini kesempatan emas bagi Puan untuk memimpin, ” pungkas Emrus.

Sedangkan Lucius Karus peneliti senior Formappi berpendapat wacana pencalonan Puan Maharani sebagai Capres 2024 dari sisi peneliti bahwa hasil dari pencitraan yang muncul di publik.

Diduga Penyalah Gunaan Dana Desa, Gani Asisten 1 Dikerumuni Warga Koto Renah di Tanah Lapang Kantor Dinas BPMD Merangin

“Semua itu bisa muncul dari pencitraan yang muncul di permukaan, dan belum ada lembaga survey seperti apa yang cocok menjadi calon presiden tetapi perlu diingat sebagai seorang calon presiden tidak bisa dikatakan dari sisi pencitraan juga menjadi seorang presiden kita harus melihat dari dua hal yaitu dari legalitas politik dan ideal politik,” terangnya.

“Ideal politik kita harus melihat suara rakyat harus kita perjuangkan dan kita memperjuangkan nilai demokrasi,” jelas Lucis.

Lucis Karkus peneliti senior Formappi juga memberikan pendapatnya tentang posisi Puan sebagai Ketua DPR yang dapat menyuarakan aspirasi masyarakat.

“Peluang besar Puan fakta untuk menjadi kandidat presiden adalah sudah punya partai, kedekatan dengan ketum Partai politik  dan  satu-satu partai yang bisa mempunyai 20% kursi karena PDIP punya peluang sangat besar dari pada partai lain”, terangnya.

“Panggung DPR juga belum di maksimalkan oleh ibu puan karena pada saat menjabat keadaannya indonesia mengalami adanya covid-19 jadi beliau belum bisa menunjukan kapasitas sebagai calon pemimpin dan semoga kita harap di masa sisa Jabatan saat ini beliau bisa maksimal menjadi seorang pemimpin DPR untuk membantu menyalurkan aspirasi masyarakat,” tuturnya lagi

Setelah pemaparan materi dari masing-masing narasumber, moderator menanyakan ke masing-masing moderator pendapat mereka dengan singkat tentang pencalonan Puan Maharani dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan media.

Diharapkan dengan dialog dari Indonesia Politik ini, maka akan terlihat bagaimana tingkat elektabilitas dan popularitas dari setiap capres yang akan maju dalam Pemilu 2024 nanti bisa mempersiapkan diri dalam pesta Demokrasi Indonesia saat Pemilu 2024. (S Erfan Nurali).