Tolitoli – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2025, Kementerian Agama Kabupaten Tolitoli bekerja sama dengan Komunitas Darul Hikmah Wadda’wah (DHD) Bershalawat serta pondok pesantren se-Kabupaten Tolitoli menggelar Malam Munajat, Dzikir, dan Doa Bersama, Selasa malam (21/10/2025) di Taman Kota Gaukan Muhammad Bantilan Tolitoli.
Ribuan santri, tokoh agama, dan masyarakat dari berbagai kalangan tampak hadir memenuhi area taman kota yang diselimuti suasana penuh kekhusyukan dan keimanan.
Turut hadir Wakil Bupati Tolitoli Moh. Besar Bantilan, Sekretaris Daerah Moh. Asrul Bantilan, S.Sos., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tolitoli Drs, H, Makmur Muhammad Arief, M,Pd,I. serta sejumlah pejabat Forkopimda. Dari unsur keamanan, tampak hadir Kabag Ops Polres Tolitoli AKP Suprojo, S.H., M.H. mewakili Kapolres Tolitoli, Peltu Azkar mewakili Dandim 1305/BT, Lettu Laut Ibnu mewakili Danlanal, perwakilan Kejaksaan Negeri Tolitoli, serta IPDA Wahyudin, S.H., selaku Danton I Kompi Brimob Tolitoli.
Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dzikir dan doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Mujib Purwanto, S.H.I., serta tausiyah inspiratif dari Da’i Cilik Abisar yang memukau para jamaah dengan pesan moral dan semangat keislaman.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Tolitoli Moh. Besar Bantilan yang hadir mewakili Bupati H. Amran H. Yahya, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Kementerian Agama dan seluruh pihak yang telah berperan dalam suksesnya kegiatan tersebut.
“Peringatan Hari Santri bukan hanya mengenang perjuangan ulama dan santri masa lalu, tetapi juga momentum menanamkan akhlak serta budi pekerti yang luhur bagi generasi muda. Santri adalah benteng moral bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tolitoli Drs, H, Makmur Muhammad Arief, M,Pd,I. menegaskan bahwa Hari Santri memiliki makna historis yang tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan bangsa melalui Resolusi Jihad yang dicetuskan KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
“Santri memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal kemerdekaan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga menjaga nilai keagamaan, budaya, dan intelektual bangsa. Pondok pesantren adalah benteng moral dan pusat lahirnya generasi berilmu dan berakhlak mulia,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang turut mendukung suksesnya kegiatan, mulai dari Polres Tolitoli, TNI, Brimob, PLN, RRI, hingga Dinas Kominfo.
“Semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi daerah dan masyarakat Tolitoli,” tambahnya.
Suasana malam semakin syahdu ketika lantunan sholawat menggema di seluruh kawasan taman kota. Para santri dari berbagai pondok pesantren menampilkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap Rasulullah SAW, menegaskan bahwa nilai-nilai santri tetap hidup di tengah masyarakat.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, daerah, serta masyarakat Kabupaten Tolitoli, yang dipimpin oleh para ulama dan tokoh agama setempat.
Melalui momentum ini, semangat Hari Santri diharapkan mampu memperkuat peran santri dan pesantren sebagai penjaga moral, pelopor moderasi beragama, dan pembangun peradaban bangsa di Kabupaten Tolitoli.
(Syamsu Alam)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.