Bengkalis — Semangat kepedulian lingkungan dan kolaborasi lintas generasi terpancar dalam kegiatan Ekspedisi Rembuk Pemuda Riau yang digelar di Pantai Lapin, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Dalam aksi nyata tersebut, para peserta menanam sebanyak 1.000 pohon mangrove sebagai bentuk dukungan terhadap program unggulan Green Policing yang diinisiasi Polda Riau.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karibianto yang mewakili Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. Hadir pula Wakapolres Bengkalis Kompol Anton Rama Putra, Kepala UPT Pengelolaan Hutan Bengkalis Pulau Muhammad Arifin, Sekcam Rupat Utara Gauk Rizal, Kades Tanjung Punak Asri Ismail, Ketua Karang Taruna Muhammad Andri, serta Koordinator Rembuk Pemuda Riau Muhammad Ravibersama para anggota dan relawan dari Pekanbaru.

Dalam sambutannya, Kombes Anom menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semangat para pemuda Riau yang tidak hanya berdialog dan berkolaborasi, tetapi juga beraksi nyata menjaga alam. Ia menilai kegiatan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan batin untuk menanam nilai-nilai kepedulian, tanggung jawab, dan cinta tanah air.

“Pantai Lapin yang kini kita pijak bukan hanya hamparan pasir dan ombak, tetapi halaman rumah kita bersama,” ujar Kombes Anom, Minggu (26/10/2025).

Lebih lanjut, Kombes Anom menjelaskan bahwa semangat Green Policing merupakan wujud komitmen Polda Riau dalam menjaga bukan hanya keamanan sosial, tetapi juga keamanan ekologis. Dalam kesempatan itu, ia memperkenalkan dua konsep penting yang saling berkaitan, yakni ekosipasi dan ekopolisi.

“Ekosipasi adalah pembebasan cara pandang manusia dari sikap eksploitatif terhadap alam. Sementara ekopolisi adalah peran polisi dalam menjaga kelestarian lingkungan,” terangnya.
“Kami ingin polisi tidak hanya melindungi masyarakat, tetapi juga menjadi pelindung bumi tempat kita berpijak. Menjaga alam adalah bagian dari menjaga manusia.”

Kombes Anom juga menekankan makna filosofis dari penanaman mangrove. Menurutnya, mangrove bukan sekadar pohon penahan abrasi, tetapi simbol ketangguhan, keseimbangan, dan harapan baru.

“Akar mangrove yang menjalar kuat di bawah lumpur mengajarkan kita tentang fondasi kehidupan: bahwa setiap generasi muda harus memiliki akar moral, nilai, dan pengabdian yang kokoh,” ungkapnya.
“Mangrove menahan abrasi, seperti halnya semangat pemuda yang menahan gelombang tantangan zaman.”

Kegiatan ini juga menjadi wadah kolaborasi lintas sektor dengan mengusung semangat pentahelix collaboration—melibatkan unsur pemerintah, pemuda, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas. Kolaborasi ini diyakini menjadi kunci terciptanya perubahan yang berkelanjutan.

“Kalau laut dijaga, rezeki takkan binasa, hutan dipelihara, bencana menjauh selamanya,” kutip Kombes Anom dari Tunjuk Ajar Melayu.
“Dengan bergerak bersama, kita dapat meninggalkan warisan terbaik bagi anak cucu.”

Melalui Ekspedisi Rembuk Pemuda Riau, semangat Green Policing tidak hanya tumbuh di jajaran kepolisian, tetapi juga di hati generasi muda yang bertekad menjaga bumi dan masa depan Indonesia Emas 2045.