Kaltim – Tiga investor segera membangun hunian Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Hankam di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara). Ketiga investor tersebut adalah PT. Summarecon Agung Tbk (Summarecon), PT. Risjadson Brunsfield Nusantara – CCFG Corp (Konsorsium Nusantara), dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC).

Ketiga perusahaan tersebut sudah mendapatkan Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) atau Letter to Proceed (LTP) dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal tersebut disampaikan  oleh Kepala Otorita IKN Nusantara (OIKN), Bambang Susantono.

“Penting untuk dipahami, para investor tersebut sekarang harus menyusun studi kelayakan dan akan diserahkan ke Pemerintah paling lambat enam bulan kemudian. Jadi dengan adanya izin, bukan berarti langsung membangun,” jelas Bambang dilansir dari mediaindonesia.com

PT Risjadson Brunsfield Nusantara disebut menjadi salah satu investor menggarap hunian Aparatur Negeri Sipil (ASN) dan aparat di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Risjadson Brunsfield Nusantara merupakan kongsi perusahaan Risjadson Group yang didirikan oleh mendiang Ibrahim Risjad bersama Brunsfield International Group, perusahaan penggembang real estate asal Malaysia.

audi.cc

Ibrahim Risjad merupakan pengusaha asal Aceh yang telah meninggal pada Kamis, (16/4/2012) pukul 21.36 di Singapura. Bisnis keluarga Risjadson Group diwariskan kepada anak-anaknya dan dikomandoi oleh putra pertamanya, Amirsyah Risjad.

IKN Nusantara adalah proyek bersejarah di Indonesia

Sektor yang menjadi minat para investor adalah pendidikan (15 LOI), infrastruktur dan utilitas (10 LOI) perumahan (8 LOI), mixed use (8 LOI), konsultan (6 LOI), kesehatan (5 LOI), perkantoran swasta dan BUMN (3 LOI), perkantoran pemerintah (2 LOI), dan teknologi (2 LOI).

Hunian yang dibangun oleh tiga investor tersebut akan mampu menampung kurang lebih 14,500 ASN dan Hankam di 184 tower yang berada di beberapa area, yaitu Pusat Pelayanan WP1A-1, Pemerintahan Timur WP1A-1, Hunian TNI WP1A-1, dan WP1B Tahap 1.

Ditargetkan kepada 3 Investor agar menuntaskan pekerjaannya pada tahun 2024 sehingga dapat beroperasi pada bulan Agustus-Desember 2024.

Total nilai investasi dari 3 Investor tersebut di perkitakan 41 triliun rupiah dengan rincian

  • Summarecon sebesar Rp1,67 triliun
  • Konsorsium Nusantara sebesar Rp30,8 triliun dan
  • KLHC sebesar Rp8,65 triliun

Pemerintah tetap berkomitmen bahwa pembiayaan pembangunan IKN Nusantara akan berasal dari APBN sebesar 20 % dan 80 % berasal dari investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. (Red*)