Oleh: Syamsu Alam

Sebagai seorang prajurit yang pernah sama-sama menjalani latihan PARA penerjunan di Pusdik Pasus Batujajar, saya merasa terhormat sekaligus bangga dapat menuliskan penghormatan khusus kepada Letjen TNI (Purn) Cornel Simbolon—seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menorehkan perjalanan karier luar biasa.
Pengalaman penerjunan inilah yang menjadi benang merah kebersamaan kami, sebuah ikatan batin yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang pernah merasakan kerasnya pendidikan para prajurit lintas udara.


Batujajar: Kawah Candradimuka Para Penerjun

Latihan PARA penerjunan bukan sekadar pelatihan militer, melainkan proses pembentukan jati diri. Di Pusdik Pasus Batujajar, kami ditempa untuk memiliki fisik sekuat baja, mental setangguh karang, dan keberanian tanpa batas.
Dari setiap lompatan dari pintu pesawat hingga pendaratan di medan yang tidak selalu ramah, para prajurit belajar tentang arti kepercayaan, koordinasi, dan pengorbanan.

Letjen TNI Cornel Simbolon, yang lahir pada 14 Juli 1951 dan merupakan alumnus Akmil 1973, adalah salah satu figur yang melewati ujian berat ini. Mengetahui bahwa seorang perwira tinggi yang kelak memegang jabatan strategis seperti Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) pernah merasakan dinginnya angin di ketinggian dan degup jantung saat melayang di udara, menambah rasa hormat saya kepada beliau.


Dari Penerjun Hingga Puncak Karier TNI

Perjalanan karier Letjen TNI Cornel Simbolon adalah bukti nyata bagaimana latihan PARA menempa keberanian dan keteguhan hati seorang prajurit. Setelah menyelesaikan pendidikan di Akmil dan menekuni kecabangan infanteri, beliau menapaki jalur prestasi penuh dedikasi, mulai dari perwira lapangan hingga posisi strategis di TNI AD.

Beliau pernah memegang berbagai jabatan penting, di antaranya:

  • Danki B Yonif 509/BW Kostrad

  • Kasi Ops Yonif 515/UTY Kostrad

  • Kasi Ops Brigif 9D/Y Kostrad

  • Wadanyonif 641/BH Korem 121/ABW

  • Kasdim 1013/Muara Teweh Korem 102/Panjung

  • Danyonif Linud 433/Julu Siri Kostrad

  • Kepala Biro Latihan Sops Kostrad

  • Waasops Kaskostrad

  • Danbrigif 13/Galuh Kostrad

  • Asops Kasdam I/Bukit Barisan

  • Danrem 043/Garuda Hitam Lampung

  • Widyaiswara Lemhannas

  • Waasops Kasad

  • Pangdam IV/Diponegoro

  • Asops Kasad

  • Dankodiklatad

Puncaknya, beliau mengemban amanah sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) 2007–2008.
Setiap jabatan adalah bukti ketangguhan seorang penerjun yang ditempa oleh disiplin, keberanian, dan jiwa kepemimpinan.


Semangat PARA dalam Kepemimpinan

Latihan penerjunan bukan hanya tentang keberanian melompat dari pesawat. Lebih dari itu, PARA mengajarkan arti percaya kepada tim, kecepatan dalam mengambil keputusan, serta kesiapan menghadapi segala risiko. Nilai-nilai inilah yang saya lihat begitu melekat pada kepemimpinan Letjen TNI Cornel Simbolon.

Sebagai Wakasad, beliau membawa semangat penerjun ke dalam setiap kebijakan: tegas, cepat, dan penuh perhitungan. Sosoknya dikenal peduli terhadap prajurit di lapangan, memegang prinsip bahwa setiap perintah harus dijalankan dengan perencanaan matang—layaknya persiapan sebelum lompatan di udara.


Kebanggaan Pribadi

Sebagai sesama prajurit yang pernah merasakan dinginnya angin ketinggian dan kerasnya tanah pendaratan, saya merasa memiliki kebanggaan tersendiri terhadap perjalanan Letjen TNI Cornel Simbolon. Kami sama-sama ditempa dalam tradisi PARA yang melahirkan prajurit bermental baja.

Beliau membuktikan bahwa semangat penerjun—berani, sigap, dan setia—dapat membawa seorang prajurit menuju puncak karier militer tertinggi. Dari Batujajar hingga markas besar TNI AD, jejaknya adalah inspirasi bagi generasi penerus.

Menghormati Letjen TNI (Purn) Cornel Simbolon berarti menghargai nilai-nilai keberanian, disiplin, dan dedikasi yang lahir dari latihan PARA penerjunan. Sosok beliau bukan hanya kebanggaan TNI Angkatan Darat, tetapi juga teladan bagi setiap prajurit Indonesia.

Bagi saya, pertemuan nasib sebagai sesama alumni Pusdik Pasus Batujajar adalah kehormatan yang tak ternilai. Semoga semangat PARA yang kami junjung bersama terus menjadi warisan bagi generasi penerjun berikutnya.