Batam – Banjir masih menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi Kota Batam. Selain mengganggu aktivitas masyarakat, banjir juga menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemko) Batam bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam menempatkan penanggulangan banjir sebagai program prioritas.
Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, mengungkapkan bahwa Pemko dan BP Batam telah membentuk Tim Gabungan Penanggulangan Banjir. Tim ini terdiri dari perangkat daerah teknis, unsur BP Batam, serta dukungan aparat kewilayahan di tingkat kecamatan. Mereka bekerja lintas sektor untuk melakukan pemetaan serta menyiapkan langkah konkret, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Dua tahun lagi insya Allah bisa lebih baik. Tapi memang butuh kerja keras semua pihak. Semoga dengan sinergi Pemko dan BP Batam, langkah-langkah penanganan yang tepat dapat mempercepat penyelesaian masalah banjir,” ujar Li Claudia, Minggu (28/9/2025).
Tiga Tahap Penanganan
Li Claudia menjelaskan, penanganan banjir di Batam disusun dalam tiga tahap:
-
Jangka Pendek – Normalisasi sungai dan saluran alami.
-
Jangka Menengah – Pembangunan saluran pembuangan baru ke laut di kawasan padat seperti Mondial dan Bengkong, serta pemasangan box culvert berukuran besar.
-
Jangka Panjang (2026) – Penggantian jembatan yang menyempitkan aliran air dan pembangunan kolam resapan berkonsep eco park.
“Selain normalisasi, kami juga melakukan pemasangan box culvert besar untuk mengantisipasi debit tinggi. Kami berharap pengusaha dan masyarakat ikut berperan menjaga kebersihan saluran air,” tegasnya.
Target Normalisasi dan Proyek Prioritas
Tahun 2025 ini, Pemko Batam menargetkan normalisasi drainase sepanjang 307,4 kilometer. Selain itu, sebanyak 10 paket pembangunan dan peningkatan drainase prioritas tengah berjalan di sejumlah titik, mulai dari Batam Centre, Batu Selicin, hingga Sei Beduk.
Tak hanya itu, pembangunan rumah pompa di Jodoh juga menjadi bagian dari program. Rumah pompa berkapasitas 1,5 meter kubik per detik tersebut akan dilengkapi fasilitas pendukung, termasuk pompa lumpur dan pintu air.
Melalui usulan APBD Perubahan 2025, pemerintah juga berencana menambah pekerjaan di titik strategis, seperti Simpang Kepri Mall dan Baloi Permai.
Harapan Dua Tahun ke Depan
Li Claudia menegaskan, seluruh program ini dirancang untuk mengurangi risiko banjir sekaligus memastikan keberlanjutan daya dukung sumber daya air di Batam.
“Kami berharap dukungan lintas sektor dapat mempercepat penyelesaian persoalan banjir. Dengan begitu, dalam dua tahun ke depan persoalan banjir berkurang dan masyarakat bisa beraktivitas lebih nyaman,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.