Jakarta – Pedopokan Kanjeng Dimas yang dulu pernah viral dengan kasus mengadakan uang, dan Kanjeng Dimas sebagai Ketua Pedepokan sendiri yang mengaku sebagai Raja Baru di Nusantara dari Probolinggo tersebut telah divonis oleh Majelis Hakim Pengadilan Surabaya Selama 21 Tahun Penjara karena telah terbukti melakukan tindakan pidana pasal 66 ayat (1) KUHP tindakan pidana penipuan tersandung juga kasus pembunuhan terhadap Ismail Hidayah dan Abdul Gani, anak buahnya, di Pengadilan Negeri Probolinggo.

Setelah sekian lama pasca ketua pedepokan tersebut di Penjara kini pedepokan Kanjeng Dimas kembali menjanjikan kepada para santri nya akan ada pencarian dana sebesar 100 triliun rupiah dengan syarat pencarian dana setiap santri diwajibkan menyetorkan uang kepada para pengepul atau koordinator dengan masing-masing sebesar yang akan dicairkan pada….. dan para unsur ketua di pedepokan tersebut juga meminta para santri nya untuk memiliki keping emas murni dengan mahar 10 juta perkeping dengan hanya membayar 40 % perkeping atau sekitaran 6 Juta Rupiah yang dana tersebut disetorkan ke rekening atas nama Parman dengan Narahubung atas nama Ibrahim, Hasan dan Sakhi Zain yang berada di Aula Pedepokan.

DANREM MENGIKUTI KOMSOS DENGAN KELUARGA BESAR TNI TINGKAT PUSAT TAHUN 2022 SECARA VIRTUAL

Keping Emas tersebut yang dijanjikan sebagai pembuka kunci ilmu yang diijazahkan yang menurut narasumber disebut dari MG (Maha Guru)/Syech di Sentral dan YMGB (Yang Mulia Maha Guru) atau Kanjeng Dimas Taat Pri Badi dan isterinya Nyi Rahmahidayati.

Ini terungkap dari keterangan narasumber dengan inisial AB dan RD melalui pesan WhatsApp yang meminta kepada awak media untuk merahasiakan namanya dengan alasan keamanan keduanya. Selasa (31-Mei-2022).

Salah satu santri Kanjeng Dimas menjelaskan tentang rencana pencairan dana 100 triliun yang akan di lakukan pedepokan kanjeng Dimas tersebut. “Kalau untuk mahar yang jelas dari dulu itu ada, dulu itu kalau mahar misalnya 1 juta itu dapet 1 milyar seperti itu. Itu berlaku kelipatannya. Kalau yang 100 trilyun juga seperti itu, contoh sekian nanti akan dapet sekian kan gitu misalnya ini. Dari mahar 5 juta itu akan dapat 1 trilyun seperti itu tahun berikutnya akan dapet bonus emas batangan.” ujarnya RD.

Sedangkan AB yang juga mantan santri padepokan kanjeng Dimas membeberkan tentang syarat masuk santri pedepokan kanjeng Dimas. “Kalau masalah mahar itu variatif. Syarat masuk santri itu dulu dari mahar dapuran 2.500.000,- sampai ke puluhan juta bahkan sampai 100 juta, nah dari situ kita di iming imingi dengan banyak acesoris dari batu mata, berlian, batu cincin, kemudian ada mahar-mahar kantongan uang yang saya foto itu. Kantongan uang yang harganya dari ratusan juta sampai turun 60 juta sampai turun 51 juta itu yang saya tahu, yang katanya kotak dapur atau kantong itu tiap hari jumat uang dateng sendiri,” bebernya.

Pedepokan Kembali Menjanjikan Pencairan Dana 100 Triliun Kepada Para Santrinya

AB juga menambahkan tentang tentang diwajibkan nya para santri untuk tebus keping emas. “Nah kantong emas itu yang saya tahu satu kantong itu 12.500.000,- maharnya, tetapi sampai saat ini emas itu ada yang diberikan ada juga yang tidak diberikan, ternyata yang diberikan itu emasnya emas palsu atau yang dikatakan emas-emasan kata pak haji AG, nah seperti itu. Begitu pun kantong ada yang diberikan ada yang tidak diberikan,” ungkapnya.

Lanjutnya, “kata beliau MK ini nanti, kantong akan diberikan, ternyata yang sudah diberikan dulu, itu pun menunggu, kesal banget para santri ternyata uang aslinya itu cuma 2 atau 3 lembar, didalamnya adalah uang recehan dua ribu rupiah dan kertas itu yang saya saksikan ternyata bohong. Belum embel-embel yang lain seperti tanda tangan untuk alam gaib, tanda tangan Syaikh-Syaikh gaib supaya kita mendapatkan lebih banyak, terus nanti ada kiriman gaib2 koper ke rumah yang disebut si hitam dan si putih ternyata tidak ada sampai saat ini,” jelasnya lagi.

Kunjungan Kerja dan Silaturahmi Kapolresta Tangerang ke Bupati Ahmed Zaki Iskandar

“Mahar-mahar lainnya seperti mahar perjuangan, mahar pembersihan satu pun tidak ada bukti, juga pengisian ilmu pancasona kesatria dari 1 juta sampai puluhan juta tidak ada ilmunya, asalnya nurut dan nunut. Waktu awal saya dan rekan-rekan masuk tahun 2013, semua kwitansi yang dari 5juta, 2juta sampai puluhan dan 100 juta di kumpulkan, karena kami semua masih taklik artinya masih nurut. Katanya nama-nama ada catatan di alam gaib abah syekh, jadi kami diminta tidak khawatir. seiring waktu berjalan kami di suruh mahar lagi dan janji lagi begitu seterusnya. Begitu pun tongkat komando 1 juta sampai sekian juta, tongkat komando santri mulai dari tim kabupaten sampai tingkat provinsi hingga tingkat tim sultan. Pelantikkan sultan juga itu harus ada uang, yang saya tahu dari 2 juta setengah sampai 25 juta ternyata sultannya bohong-bohongan. Kemudian juga setiap ada prodak ada kenaikan tahta, juga ada maharnya berfariasi. Kata kang DI, pak EV, kang MM atau pak AS dan yang lain sama jadi gak ada beda lah,” pungkasnya. (Erfan)