Pagar Alam – kenaikan level satuh menjadi level dua, Gunung Dempo yang berada di kota, kota Pagar Alam tersebut terjadi setelah adanya aktivitas Gunung Dempo sebulan terakhir, terjadi getaran Tremor menerus selama bulan April hingga September 2021.
Gunung Dempo selama 1 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 mengeluarkan api, dan getaran, terlihat jelas hingga tertutup kabut, pada saat cuaca cerah tidak terlihat jelas adanya hembusan Gas dan Asap yang keluar dari kawah, gunung Dempo pada tanggal tiga Januari 2022 nampak terlihat adanya hembusan gas dari arah kawah di puncak gunung dempo yang berwarna putih tebal dengan ketinggian sekitar 150 meter dari atas puncak Gunung Dempo, hembusan tidak berlangsung menerus, pada 4 hingga 6 Januari 2022 tidak teramati hembusan Gas dari arah puncak gunung Dempo.
Baca juga : TNI AL Tangkap Kapal Penyelundup PMI Ilegal di Tanjung Balai Asahan
Jenis gempa yang terekam selama Priode 1 Desember sampai 2021 hingga 6 Januari 2022, yaitu Gempa Hembusan, Low Frequency, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, Tektonik Jauh dan Tremor Menerus. Tremor Menerus dengan Amplitudo 0.5 – 2 mm (dominan 0.5 mm) mulai terekam pada tanggal 4 hingga 6 Januari 2022.
Pengamatan visual menunjukkan adanya kenaikan aktivitas hembusan gas dari kawah puncak gunung Dempo, Seiring dengan kemunculan getaran Tremor, yang mengindikasikan adanya kenaikan fluida, Gas, Cairan, Batuan Padat, di kedalaman lebih dangkal, Hasil spektogram gempa Gunung Dempo dari tanggal 1 hingga 6 Januari 2022 menunjukkan energi gempa frekuensi rendah yang meningkat sejak tanggal 3 Januari 2022, yang berasosiasi dengan adanya input fluida yang bersifat mendadak tidak gradual dan terespon langsung ke permukaan.
Baca juga : Pangkoarmada I : TNI AL Tindak Tegas Prajurit yang Terbukti Terlibat Penyelundupan PMI
Potensi ancaman bahaya saat ini adalah Erupsi Freatik menghasilkan abu dan hujan lumpur, serta hembusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah, puncak gunung dempo Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 Km.
“Masyarakat di sekitar gunung Dempo diharap tenang tidak terpancing Isu isu tentang erupsi gunung dempo, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Propinsi Sumatera Selatan dan BPBD Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Empat Lawang, kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam suratnya.
Baca juga :
Sinergitas TNI-POLRI Dalam Serbuan Vaksinasi di Dumai
Berkolaborasi Tangani Pandemi COVID-19, Fahira Idris dan Ariza Patria Hadiri Pelantikan Akbar PPNI
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan, “Gunung Dempo terakhir mengalami erupsi 1 Januari 2009 lalu, saat itu aktivitas erupsi membuat beragam ikan yang hidup di sungai sekitar gunung mati, oleh Kejadiannya Erupsi. Gunung Dempo sudah sangat lama, Waktu itu mengeluarkan material belerang yang membuat banyak ikan di sungai mati,” ungkapnya. (Rado.L)