Tolitoli – Kamis, 28 Agustus 2025, pukul 08.00 WITA bertempat di Hotel Bumi Harapan, Kelurahan Tuweley, Kecamatan Baolan, Tolitoli, dilaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Vitalitas Konservasi dan Revitalisasi Bahasa Daerah dan Sastra dengan mengusung tema “Bahasa Daerahku, Budayakan Bahasaku.”

Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Tolitoli, Mohammad Besar Bantilan. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya melestarikan bahasa daerah agar tidak sekadar menjadi peninggalan masa lalu, melainkan tetap hidup dan digunakan oleh generasi muda, khususnya anak-anak sekolah dasar.

“Bahasa Tolitoli, Dondo, dan Dampal semakin jarang digunakan, bahkan di pasar pun sudah sulit ditemukan. Kami berharap guru-guru bisa menanamkan kebiasaan berbahasa daerah, terlebih dengan adanya kebijakan Hari Jumat Berbahasa Daerah di sekolah,” ujar Mohammad Besar Bantilan. Ia berharap upaya ini dapat membuat anak-anak, bahkan sebelum mencapai kelas enam SD, mampu berbahasa daerah dengan baik.

Kegiatan FGD ini diikuti oleh 32 guru dari seluruh Kecamatan Baolan. Doa pembuka dipimpin oleh Dedinuari S. Bantilan, SH.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tolitoli yang diwakili oleh Sekretaris, Ayatullah, ST, dalam sambutannya menyoroti kondisi bahasa daerah yang kian terancam punah. “Bahasa Tolitoli sudah berada pada tahap serius menuju kepunahan, sehingga revitalisasi ini menjadi sangat mendesak,” ungkapnya.

Turut memberikan sambutan, Kabid Pembinaan Ketenagaan, Harton, SPd., MM, yang menegaskan pentingnya peran guru mulok (muatan lokal) dalam menghidupkan kembali bahasa daerah melalui kurikulum sekolah.

Kegiatan FGD ini diharapkan menjadi langkah awal konkret dalam mengembalikan vitalitas bahasa daerah Tolitoli, Dondo, dan Dampal, sehingga tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga menjadi sarana komunikasi yang hidup di tengah masyarakat.