Jakarta – Kasus dugaan penculikan disertai pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI, Mohamad Ilham Pradipta, memang masih penuh teka-teki. Dari informasi yang beredar, ada Empat orang pertama yang ditangkap pekan lalu diduga hanya berperan sebagai pihak yang membantu atau “orang lapangan”, bukan eksekutor langsung.
Menurut kriminolog Haniva Hasna, hal ini mengindikasikan ada jaringan yang lebih besar, bukan hanya tindak spontan, melainkan kemungkinan “by design” dengan banyak tangan yang terlibat. Motif masih spekulatif. Bisa terkait urusan pribadi, dendam, atau bahkan isu fraud/kredit fiktif di lingkungan perbankan yang ramai dibicarakan netizen.
Minggu (24/08), Polda Metro Jaya dilaporkan menangkap empat orang lagi yang diduga merupakan aktor utama di balik penculikan dan pembunuhan ini. Dengan perkembangan ini, terlihat bahwa polisi sedang mengurai rantai peran—mulai dari eksekutor, kaki tangan, hingga kemungkinan dalang.
Sementara itu, istri korban, Puspita Aulia mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya. Lantas, seperti apa kronologi dan apa kunci mengungkap kasus ini?
Kronologi Kejadian
-
Rabu, 20 Agustus 2025
Ilham Pradipta diculik setelah menghadiri rapat di area parkiran supermarket (Lotte Grosir, Pasar Rebo, Jakarta Timur). Rekaman CCTV menunjukkan dua pelaku keluar dari mobil putih mendekati mobil korban, lalu memaksa masuk dan membawanya pergi. detikcomDiswayHaijogja -
Kamis, 21 Agustus 2025 (sekitar 05.30 WIB)
Jasad Ilham ditemukan oleh warga di semak-semak area Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Bekasi. Kondisinya mengenaskan: tangan dan kaki terikat lakban, mata tertutup, dan ditemukan luka-luka.
Kronologi Penangkapan empat terduga pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BRI, Mohamad Ilham Pradipta:
Kamis (21/08) malam Setelah olah TKP di tempat kejadian, tim gabungan dari Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya langsung melakukan penyelidikan. Dari hasil penelusuran, polisi menemukan petunjuk mengenai identitas dan keberadaan para pelaku.
Penangkapan pertama tiga orang terduga pelaku berinisial AT, RS, dan RAH ditangkap tanpa perlawanan di sebuah rumah di Jalan Johar Baru III No. 42, Jakarta Pusat. Penangkapan berikutnya terduga pelaku lainnya, RW, diketahui berusaha kabur ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Polisi melakukan pengejaran dan berhasil menangkap RW setibanya di bandara NTT.
Setelah penangkapan
Keempatnya langsung dibawa ke Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. Polisi mendalami peran masing-masing pelaku dan terus menyelidiki kemungkinan adanya aktor intelektual atau dalang di balik kasus ini.
Penyebab kematian korban, berdasarkan hasil autopsi, adalah kekurangan oksigen (asfiksia) akibat tekanan pada tulang leher dan dada, yang membuat korban kesulitan bernapas. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya luka akibat benda tumpul di bagian leher dan dada. Namun, dokter forensik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi untuk memastikan apakah ada racun di tubuh korban.
Mengapa kasus ini menarik perhatian publik ?
-
Korban adalah pejabat tinggi — kepala cabang Bank BRI, sehingga wajar menimbulkan sorotan luas.
-
Dugaan motif sensitif — korban disebut-sebut sedang mengusut dugaan kecurangan miliaran rupiah di internal kantor cabang.
-
Indikasi kejahatan terorganisir — bukan sekadar aksi kriminal spontan, tetapi diduga melibatkan banyak pihak dengan peran berbeda (organized crime).
-
Belum jelas siapa “otak” dan eksekutor utama — empat pelaku yang ditangkap diduga hanya sebagai penculik, bukan pembunuhnya.
Ungkapan kata korban
Keluarga korban, terutama istri almarhum Puspita Aulia, menyampaikan bahwa suaminya dikenal sebagai orang yang baik dan dicintai banyak orang. Ia berharap polisi dapat mengusut tuntas kasus ini dan menjerat para pelaku dengan hukuman seberat-beratnya.
Puspita juga menegaskan bahwa keluarga masih bertanya-tanya tentang motif serta siapa otak pelakunya, karena menurutnya tidak masuk akal orang sebaik suaminya diperlakukan dengan kejam hingga kehilangan nyawa.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyampaikan rasa prihatin mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa salah satu kepala cabang BRI. Ia menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan kepolisian untuk mendalami lebih jauh motif di balik kasus penculikan dan pembunuhan tersebut.
Hery juga mengungkapkan bahwa belum ada kepastian apakah kasus ini terkait dengan urusan penagihan kredit (collection) atau faktor lainnya. Ia menekankan bahwa penyelidikan masih berlangsung, dan pihak BRI akan memberikan pembaruan apabila ada perkembangan resmi dari kepolisian.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.