Jakarta, 29 September 2025 — Baru tiga minggu dilantik, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewalangsung mencuri perhatian publik dengan sederet gebrakan kebijakan. Gaya kepemimpinan tegas, transparan, dan blusukan yang ia terapkan berbeda dari gaya para pendahulunya, termasuk Sri Mulyani Indrawati yang menjabat sebelumnya.

Purbaya resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025 melalui Keputusan Presiden Nomor 86/P Tahun 2025. Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu kini memimpin Kementerian Keuangan dengan agenda besar yang langsung dijalankan sejak awal masa jabatannya.

Dana Rp 200 Triliun untuk Bank Himbara

Gebrakan pertama Purbaya adalah pencairan dana jumbo sebesar Rp 200 triliun kepada lima bank milik negara (Himbara): Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI.

  • Bank Mandiri, BRI, BNI masing-masing menerima Rp 55 triliun.

  • BTN mendapat Rp 25 triliun.

  • BSI Rp 10 triliun, dengan alasan memiliki akses perbankan dominan di Aceh.

“Dana ini sudah disalurkan agar segera masuk ke sistem perbankan,” kata Purbaya di Jakarta (12/9/2025).

Tak Ada Kenaikan Cukai Rokok 2026

Kebijakan lain yang menyedot perhatian adalah keputusan tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2026.
Setelah berdiskusi dengan Gappri (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia), Purbaya menilai tarif yang berlaku saat ini cukup stabil.

“Saya tadinya berniat menurunkan, tapi mereka bilang cukup kalau konstan. Jadi tahun 2026 tarif cukai kita enggak naikin,” ujarnya.

Kejar 200 Penunggak Pajak Besar

Purbaya juga menegaskan langkah agresif dalam mengejar penerimaan negara. Ia menargetkan 200 wajib pajak besaryang sudah berstatus inkracht, dengan potensi penerimaan mencapai Rp 60 triliun.

Hingga September, sudah ada 84 wajib pajak yang membayar tunggakan senilai Rp 5,1 triliun. Sisanya, 116 wajib pajak, masih dalam proses penagihan dengan dukungan Polri, Kejaksaan Agung, KPK, dan PPATK.

“Mereka tidak bisa lari lagi. Kita kejar sampai akhir tahun,” tegasnya.

Percepatan Penyerapan Anggaran

Langkah penting lainnya adalah percepatan realisasi belanja negara. Purbaya menyebut tidak akan membiarkan anggaran kementerian menganggur terlalu lama.

Mulai Oktober, ia bersama tim Kemenkeu akan memantau langsung kementerian besar yang penyerapannya masih rendah. Bila hingga Oktober tidak ada perbaikan, dana akan ditarik dan dialihkan ke program lain yang siap berjalan.

“Kita ingin dana yang sudah ada benar-benar produktif dan berdampak langsung bagi masyarakat,” katanya usai rapat di Istana Negara (16/9/2025).

Gaya Baru: Transparansi dan Blusukan

Selain gebrakan kebijakan, Purbaya menampilkan gaya kepemimpinan baru: aktif berkomunikasi di media sosial, melakukan sidak lapangan, hingga menekankan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara.

Gaya ini menjadi sorotan publik karena jarang dilakukan oleh Menkeu sebelumnya.

Dalam waktu singkat, Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan dirinya sebagai Menkeu dengan langkah cepat, tegas, dan pragmatis. Dari pencairan dana jumbo ke bank Himbara, menjaga stabilitas industri rokok, mengejar pajak besar, hingga memastikan anggaran negara terserap maksimal — semua ini menjadi sinyal arah baru pengelolaan fiskal di era Presiden Prabowo.