Tebingtinggi I Titahnews.com – Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara (Poldasu) bersama Polres Tebingtinggi, Polres Deliserdang, dan Polres Serdang Bedagai (Sergai) berhasil mengungkap 862 kasus narkotika dengan 1.010 tersangka sepanjang Januari hingga September 2025. Dari pengungkapan tersebut, tim gabungan juga menyita 145 kilogram sabu, 76 kilogram ganja, serta 76 ribu butir ekstasi.
Direktur Reserse Narkoba Poldasu, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, didampingi Kabid Humas Kombes Pol Ferry Walintukan, Kapolresta Deliserdang Kombes Pol Hendria Lesmana, Kapolres Tebingtinggi AKBP Simon Paulus Sinulingga, dan Kapolres Sergai AKBP Jhon Rakutta Sitepu, menyebutkan terdapat tiga kecamatan rawan peredaran narkoba, yaitu Tanjung Morawa (Deliserdang), Perbaungan (Sergai), dan Rambutan (Tebingtinggi).
“Dari hasil penyelidikan, ada enam modus yang kerap digunakan pelaku, mulai dari transportasi darat di jalan lintas, body wrapping, transaksi di pinggiran rel, terminal, perkebunan, bawah jembatan, hingga pemindahan barang di SPBU, minimarket, dan parkiran warung,” jelas Kombes Calvijn. Ia menambahkan, polisi juga menindak 7 tempat hiburan malam (THM) dan barak narkoba di kawasan perkebunan.
Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Ferry Walintukan, menegaskan bahwa pengungkapan ini sejalan dengan program Astacita ke-7 Presiden RI Prabowo Subianto serta arahan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk memberantas narkoba. “Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan sinergi seluruh pihak,” katanya.
Sementara itu, Kapolresta Deliserdang Kombes Pol Hendria Lesmana menuturkan sejumlah kasus berhasil diungkap berkat kerjasama dengan pihak AVSEC Bandara Kualanamu. Bahkan, ada kasus penyelundupan sabu dari Aceh ke Sumut yang dilakukan saat malam takbiran untuk mengelabui petugas.
Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi Bandara Kualanamu, Nugroho Jati, menambahkan bahwa sepanjang 2025 petugas AVSEC telah menggagalkan 4 kali percobaan penyelundupan narkoba melalui bandara, dengan modus body wrapping dan cargo. “Bandara dipilih pelaku karena jalur udara lebih cepat sampai tujuan,” ungkapnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.