ToliToli, 3 September 2025 – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ogomalane Kabupaten ToliToli, Sulawesi Tengah, tengah melakukan langkah-langkah pembenahan menyeluruh guna menjawab berbagai persoalan internal maupun eksternal yang selama ini menghambat kinerja layanan air bersih di daerah tersebut.

Dalam pertemuan silaturahmi bersama Biro JMI ToliToli Sulteng, Rabu (3/9/2025), Direktur PDAM Ogomalane, Yusman, ST, yang baru beberapa bulan menjabat, memaparkan kondisi terkini perusahaan sekaligus strategi pemulihan yang sedang dijalankan.

Yusman menegaskan, arah pembenahan ini selaras dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2024 tentang percepatan penyediaan air minum, serta Perpres 46/2019 mengenai jaminan dan subsidi bunga kredit investasi PDAM. Kebijakan tersebut mendorong kolaborasi pemerintah dan swasta demi memperluas akses air minum bersih menuju Indonesia Emas 2045.

“PDAM bukan hanya dituntut memperbaiki manajemen internal dan pelayanan kepada pelanggan, tapi juga harus mampu menggenjot profit usaha,” tegas Yusman. “Ke depan, PDAM Ogomalane harus bisa menjadi penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar, bukan terus bergantung pada penyertaan modal pemerintah.”

Menurutnya, PDAM ToliToli bisa mencontoh keberhasilan PDAM di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi PAD. Kunci utamanya, kata Yusman, terletak pada transparansi, profesionalisme, peningkatan kualitas SDM, kesejahteraan pegawai, serta cakupan layanan yang luas dengan pelayanan prima.

Di sisi lain, Yusman mengibaratkan peran direktur PDAM layaknya pedagang. “Kalau membeli produk Rp1.000 dan dijual Rp1.500, maka untung Rp500. Kalau produk yang kita jual layak dan berkualitas, pasti ada yang membeli. Begitu juga dengan perusahaan yang sehat, likuiditasnya idealnya 2:1,” ujarnya.

Meski begitu, ia tidak menutup mata terhadap tantangan berat yang dihadapi. Dari sisi internal, PDAM masih bergelut dengan ketidakseimbangan struktur SDM serta tekanan finansial akibat biaya operasional. Yusman menegaskan, pihaknya akan melakukan penataan tanpa mengurangi jumlah karyawan, melainkan menyeimbangkan aspek kinerja dengan kesejahteraan pegawai agar produktivitas meningkat.

Dari sisi teknis, permasalahan utama terletak pada pipa dan meteran pelanggan yang sudah melewati usia pakai. Perbaikan bertahap terus dilakukan meski terbatas anggaran. “Ini memang tanggung jawab perusahaan, dan kami berupaya memperbaiki sedikit demi sedikit sesuai kemampuan keuangan,” jelasnya.

Untuk memperkuat reformasi, PDAM Ogomalane juga mendorong penguatan organisasi, efisiensi biaya, perbaikan sistem administrasi, serta kerja sama investasi dengan pihak swasta. “Kami berkomitmen memperbaiki kondisi ini agar stabilitas keuangan perusahaan bisa tercapai pada tahun 2026,” tutup Yusman.