Natuna – Penolakan tambang pasir Silika di Pulau Subi Besar, Natuna Kepulauan Riau terus bergulir. Kritikan kali ini muncul dari Mahasiswa tempatan dengan organisasinya Gerakan Mahasiswa Peduli Alam Natuna (GEMPA Natuna) yang saat ini sedang menimba ilmi di Ibu Kota Provinsi Tanjungpinang.

Dendi Ardiyansyah selaku Koordinator Utama yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Kabupaten Natuna periodesasi 2022-2023 beserta Koordinator GEMPA Natuna Kecamatan Subi, Eko angkat bicara.

Dendi putra asal Midai, Kabupaten Natuna ini menyampaikan ke media bahwa kritikannya fokus terhadap rencana kegiatan tambang pasir silika di Pulau Subi Besar, Kabupaten Natuna.

“Dari sejumlah perusahaan tambang silika yang sudah terlanjur memploting kawasan di Pulau Subi, sampai saat ini belum ada tampak perusahaan yang beritikad baik atau serius berinvestasi di sektor pertambangan. Namun informasi yang pihaknya dapatkan, bakal ada lagi perusahaan baru yang akan turun ke Pulau Subi,” ungkap Dendi.

“Perlu menjadi pertimbangan bagaimana kegiatannya, apa dampak positif dan negatifnya serta hal apa yang bisa mereka berikan untuk Mahasiswa dan Masyarakat Subi” ujar Dendi.

Hal senada juga disampaikan oleh, Eko Koordinator GEMPA Natuna Kecamatan Subi. Pihaknya sangat menyayangkan dengan banyaknya perusahaan yang bakal beraktifitas di Pulau Subi. Gubernur seperti tutup mata melihat kondisi fisik Pulau Subi dan terus menampung perusahaan-perusahaan tambang silika yang sudah menguasai dikeseluruhan Pulau Subi Besar.

“Sudah cukup perusahaan yang ada saat ini terlanjur memiliki izin wilayah dan telah pun turun ke Pulau Subi Besar, jangan ditambah-tambah lagi. Itupun sampai saat ini belum jelas keseriusannya berbisnis tambang ditempat kami. Orang tua kami mayoritas nelayan, jangan karna tambang yang sifatnya sementara dan tingkat kerusakan lingkungannya tinggi, malah mengganggu ekosistem mata pencaharian orang tua kami,” tambah Eko.

Mahasiswa asal Natuna menyatakan sikap tegas akan menolak perusahaan baru yang akan datang dan beraktifitas di Pulau Subi Besar serta mengevaluasi perusahaan yang sudah terlanjur datang dan beraktifitas di Pulau Subi Besar.

“Gerakan kami ini juga akan menggandeng orang-orang tua kami yang berada di Kecamatan Subi serta tokoh masyarakat dan tokoh agama disana,” tutup Dendi. (HS)