Ketapang, Kalbar – Institut Teknologi Bandung (ITB) berencana akan kembali mendatangi Kabupaten Ketapang di Bulan Juni 2022 mendatang, Pelatihan Pengembangan Produk Industri Kreatif di Ketapang sudah memasuki tahun Kedua,  Dalam rencana Tim Peneliti ITB yang di Ketuai Dr. Sulistyaningsih ini, berencana akan menjadikan Ketapang sebagai tempat Pengembangan Produk Industri Kreatif setiap tahun, Hal tersebut disampaikan pada Pertemuan Tim Peneliti, Ahli, Praktisi, Penyuluh Pertanian dan Perajin Ketapang melalui media Zoom Sabtu Sore (21/05/2022).

“Tim Pelatih dari FSRD ITB sudah memiliki rencana jangka panjang untuk menjadikan Ketapang sebagai Kota Binaan, Ketapang dijadikan Tempat Pengembangan Produk Industri Kreatif dengan bahan baku alam yang tersedia, dan ini Tahun ke-2 kami ke Kota Ketapang “ Ujar Dr Tri Sulistyaningsih dalam rapat Persiapan bersama Para Pakar dan Ahli yang akan ikut dalam program ini.

Diduga Dana Bansos PKH di Desa Sindangpakuon di Gelapkan Oknum

Hadir dalam pertemuan, Adi Supriadi sebagai Tokoh dan Ahli Branding serta Sosial Media Marketing, Yani Suryani, M,Hum sebagai Ahli Budaya dan Humaniora, Dr. Husein Hendriyana sebagai Pakar Desain Produk Industri Kreatif, Evi Fauziah Dosen Muda ITB, Sira dan Muhammad Hafidz Mahasiswa yang turut serta dalam Program ini.

Dari Ketapang Dihadiri Muhammad Ilham sebagai Penyuluh Pertanian dan Pembina Para Perajin Area Matan Hilir Selatan dan Ida sebagai Ketua Kelompok Wanita Perajin Sungai Beban.

Dalam kesempatan tersebut, Husen Hendriyana sebagai Nara sumber menjelaskan agar produk Kerajinan Ketapang khususnya dari bahan baku Pandan tidak lagi hanya untuk kebutuhan kematian tapi juga untuk anyaman pandan berupa sendal hotel, jika hotel, dan produk lainnya.

Ikatan Keluarga Besar Kailolo Gelar Halal Bihalal Pasca Idul Fitri 1443 Hijrahiah

“Selain itu, Bahan Baku dari Pandan ini, tidak hanya berupa anyaman saja, tetapi bisa dikembangkan menjadi tambang. Tambang yang terbuat dari Pandan ini bisa diolah lagi menjadi produk jadi, seperti kursi salah satunya. Kekuatan kursi dari tambang berbahan baku pandan bisa diduduki dengan berat 110 Kg, artinya sangat kuat, dan ini bisa jadi potensi ekonomi yang bagus untuk Para Perajin Ketapang jika dijual ke luar negeri” Kata Husen.

Sementara itu Ida, Ketua Perajin di Sungai Bemban didampingi Muhammad Ilham penyuuh pertanian Desa Sungai Besar menambahkan bahwa bahan baku kerajinan industri kreatif di Sungai Bemban bukan hanya pandan, tetapi juga sabut kelapa, batok kelapa, nipah, Bemban dll. Potensi Bahan Baku Industri Kreatif di Ketapang sangat berlimpah, tetapi kreativitas perajin masih perlu ditingkatkan lagi melalui pelatihan dan pendampingan para pakar.

“Potensi Di Ketapang banyak yang bisa dikembangkan, hanya saja perlu ada pihak yang bisa membawa kami untuk bisa menembus pasar lebih luas lagi diluar Ketapang, selain itu harapan kami tim pelatih dari Bandung bisa membawa alat-alat kerja yang bisa menjadi contoh bagi kami untuk mengolah bahan baku seperti Pandan, Sabut Kelapa dll,“ terang Ida dengan Semangatnya.

Ruas Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Ketapang Layangkan Surat Terbuka Kepada Pemangku Kepentingan dan Kebijakan Tingkat Pusat

Didalam rapat yang sama, Adi Supriadi juga mengatakan bahwa di tahun kedua kedatangan tim ITB bukan lagi Training mengenai Desain Produk dan Branding seperti tahun lalu, Pelatihan tahun kedua ini fokus pada proses dan memperkenalkan teknik twist ropes pada pengolahan tanaman pandan dan Peluang Ekspor jika produk kerajinan lebih Kreatif.

“Jika tahun 2021 lalu, Pelatihan Kita seputar Desain Produk dan Wawasan Sosial Media Marketing, Tahun 2022 ini tentang Kreatifitas dan Pengembangan Produk serta Potensi Pemasaran Produk Kerajinan di Marketplace, kita akan kenalkan pasarketapang.com kepada perajin, sekaligus sosiasilasi dan cara pemanfaatan marketplace yang sudah ada,” paparnya.

“Selain Pandan, Kita juga akan melihat apa saja potensi-potensi alam yang bisa kembangkan menjadi kerajinan di Ketapang dan berpotensi ekspor ke luar Negeri,” tanbahnya.

Barak Karyawan Perkebunan Graha Dura Leidong Prima (GDLP) Ludes Terbakar

Hasil survay awal Tim Pelatih dari ITB bahwa Para Perajin Di Sungai Bemban baru mengenal teknik anyaman saja belum mengenal teknik gulung untuk dijadikan tambang. Dari tambang pandan tersebut telah diteliti oleh Dr Husen Hendriyana bersama Peneliti KK LMB FSRD ITB.

Tim Peneliti  dan Pelatih FSRD ITB juga akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Ketapang agar memberikan kesempatan kepada para Perajin membuat lapak-lapak khusus para Perajin di daerah Wisata di Ketapang.

“Peningkatan Anyaman pandan menjadi Tali Tambang Pandan akan menjadi Potensi penghasilan PAD Daerah, potensi ekspornya besar dan banyak Trader luar negeri mencarinya, semoga perajin Pandan Ketapang bisa mengikuti jejak perajin Anyaman Pandan Pangandaran Jawa Barat untuk sama-sama jadi supplier Ekspor,” tutup Tri Sulistyaningsih. (Red*)