Jakarta – Sejak 17 Agustus lalu, langit Gaza setiap harinya dihiasi oleh bundel-bundel yang melayang turun perlahan dengan parasut. Bukan senjata, bukan pula peralatan militer, melainkan 68 bundel berisi makanan dan obat-obatan—tanda kasih dari Indonesia untuk rakyat Palestina.
Di balik setiap bundel itu, ada kerja keras 66 prajurit Satgas Garuda Merah Putih-II yang tak mengenal lelah. Sejak pagi mereka sibuk menyiapkan logistik: mengemas dengan hati-hati, memastikan setiap kotak kuat dan aman, serta memasang Parasut Udara Orang (PUO) agar mendarat dengan selamat.
Setelah itu, dua pesawat C-130 J Super Hercules dengan nomor ekor A-1339 dan A-1344 terbang membelah langit dari Yordania menuju Gaza. Perjalanan pergi-pulang memakan waktu lebih dari empat jam, namun semangat prajurit tak pernah surut. Mereka tahu, setiap misi bukan sekadar angka atau laporan, tetapi tentang nyawa manusia yang menanti bantuan di tengah krisis.
“Bagi kami, ini bukan hanya tugas militer. Ini adalah panggilan hati,” ungkap Kolonel Pnb Puguh Pujianto, Komandan Satgas, yang memimpin langsung operasi kemanusiaan ini.
Kini, rencana terbaru akan menambah kekuatan. Satu pesawat Hercules lagi akan bergabung pada 26 Agustus 2025, agar lebih banyak bantuan bisa dijatuhkan, lebih banyak warga bisa tersenyum lega menerima kebutuhan pokok mereka.
Setiap bundel yang jatuh di tanah Gaza adalah simbol persaudaraan dan solidaritas bangsa Indonesia. Dari jarak ribuan kilometer, Indonesia ingin mengatakan: “Kamu tidak sendiri.”
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.